MERAK – Nelayan di kawasan Medaksa, khususnya di pangkalan nelayan Caltek, menghadapi permasalahan serius akibat sampah musiman yang terbawa angin barat. Limbah plastik dan sampah lainnya yang mencemari perairan Selat Sunda telah menghambat aktivitas melaut dan menurunkan hasil tangkapan ikan.
Masyarakat nelayan di Medaksa, Kelurahan Tamansari, Kecamatan Pulomerak, mendesak perhatian dari pengelola pelabuhan seperti ASDP Merak, GAPASDAP Merak, INFA, serta perusahaan industri di pesisir Cilegon. Mereka juga meminta tindakan nyata dari pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya untuk mencari solusi berkelanjutan. Selasa (26/11/24)
Dampak Sampah Musiman terhadap Nelayan Sampah yang terbawa ke perairan selama musim angin barat memberikan dampak besar bagi nelayan kecil. Limbah plastik yang menumpuk tidak hanya menghambat produktivitas, tetapi juga merusak alat tangkap seperti jaring dan pancing.
“Kami sering mendapati jaring penuh sampah, bukan ikan. Hal ini membuat penghasilan kami menurun drastis. Padahal, laut adalah sumber utama kehidupan kami,” kata Imam Rohim (Aim), seorang nelayan dari Caltek.
Selain kerugian langsung, pencemaran laut juga mengancam ekosistem di perairan Selat Sunda. Penurunan populasi ikan akibat limbah plastik menjadi ancaman nyata bagi kelangsungan hidup para nelayan yang menggantungkan mata pencahariannya dari laut.
Harapan dan Usulan dari Nelayan Medaksa Para nelayan mengusulkan langkah konkret dari berbagai pihak untuk menangani masalah sampah musiman ini, di antaranya:
Pengelolaan Sampah oleh Pengelola Pelabuhan Pengelola pelabuhan, termasuk ASDP dan GAPASDAP Merak, diharapkan meningkatkan sistem pengelolaan limbah dari aktivitas pelabuhan. Langkah ini penting untuk mencegah limbah pelabuhan mencemari perairan Selat Sunda.
Peran Aktif Industri di Kawasan Pesisir Cilegon Industri-industri yang beroperasi di kawasan pesisir diminta berpartisipasi aktif melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang berfokus pada kebersihan laut dan dukungan terhadap kegiatan pembersihan perairan.
Kolaborasi dengan Nelayan Program pemberdayaan nelayan untuk terlibat dalam kegiatan bersih-bersih laut dinilai dapat menjadi solusi efektif. Selain membersihkan perairan, kolaborasi ini juga berpotensi memberikan tambahan penghasilan bagi nelayan.
Pengawasan dan Penegakan Regulasi oleh Pemerintah daerah diharapkan memperkuat pengawasan terhadap limbah industri dan aktivitas lain yang berpotensi mencemari laut, serta memastikan penegakan regulasi terkait pengelolaan limbah berjalan dengan tegas.
Ancaman Jangka Panjang jika Masalah Tidak Ditangani Menurut H. Ucok, tokoh masyarakat dari Medaksa, jika persoalan ini tidak segera diatasi, sampah yang mencemari perairan Merak dapat menimbulkan dampak serius, antara lain:
Kerusakan Ekosistem Laut: Sampah plastik mengancam kehidupan biota laut dan merusak keseimbangan ekosistem.
Penurunan Produktivitas Perikanan: Populasi ikan yang terus menurun akan berdampak pada keberlanjutan sektor perikanan.
Krisis Ekonomi bagi Nelayan: Pendapatan nelayan kecil yang bergantung pada hasil laut akan terus menurun, memperburuk kondisi sosial-ekonomi mereka.
Melalui kolaborasi erat antara pengelola pelabuhan, industri, pemerintah, dan nelayan, diharapkan masalah sampah musiman di perairan Merak ini dapat segera teratasi. Lingkungan laut yang bersih tidak hanya mendukung kelestarian ekosistem, tetapi juga menjadi jaminan masa depan yang lebih baik bagi para nelayan di Medaksa. (Red)