Banten – Menghadapi ancaman cuaca ekstrem yang melanda Perairan Selat Sunda dalam dua pekan terakhir, Kepala KSOP Kelas I Banten, Mukhlis Tohepaly, S.T., menggelar rapat koordinasi dengan sejumlah pihak, termasuk Kepala Cabang ASDP Merak, Kepala BPTD Kelas II Banten, serta berbagai instansi dan stakeholder terkait. Cuaca buruk yang menyebabkan penutupan sementara layanan penyeberangan Merak-Bakauheni ini menjadi perhatian utama menjelang masa angkutan Natal dan Tahun Baru 2024/2025.
Rapat yang berlangsung di Kantor KSOP Kelas I Banten ini dipimpin langsung oleh Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati. Dalam arahannya, Dwikorita menegaskan pentingnya kesiapan menghadapi skenario terburuk, mengingat kecepatan angin diperkirakan mencapai 20 knot pada puncaknya. “Tantangan tahun ini lebih besar dibandingkan sebelumnya, bahkan modifikasi cuaca yang biasa dilakukan menemui kendala karena kekuatan angin yang sangat tinggi,” ujar Dwikorita.
Mukhlis Tohepaly, S.T., menambahkan bahwa seluruh stakeholder harus bersinergi untuk memastikan kesiapan operasional selama cuaca buruk. “Kami terus memperkuat koordinasi dengan seluruh pihak, termasuk ASDP dan BPTD, agar dampak dari penutupan pelabuhan dapat diminimalkan. SOP gabungan yang telah disusun juga akan diperbarui sesuai dengan kondisi terkini,” jelas Mukhlis.
Penutupan sementara penyeberangan Merak-Bakauheni ini tidak hanya berdampak pada sektor transportasi, tetapi juga berpotensi memicu efek domino di sektor ekonomi dan logistik. Oleh karena itu, seluruh pemangku kepentingan diminta untuk memastikan kelancaran distribusi barang dan layanan selama periode kritis tersebut.
BMKG juga mengimbau masyarakat, khususnya pengguna jasa penyeberangan, untuk terus memantau informasi cuaca terkini. Dwikorita menyebutkan, “Perubahan cuaca dapat terjadi sewaktu-waktu. Semua pihak, baik operator maupun penumpang, harus siap menghadapi kemungkinan penundaan atau pembatalan perjalanan.”
Langkah antisipasi ini menjadi prioritas untuk menjamin keselamatan dan kenyamanan masyarakat, sekaligus menjaga kelancaran aktivitas penyeberangan di tengah cuaca ekstrem yang masih berpotensi berlanjut.
Red